Yoai... uda perusahaan ke-5 and still counting nih *ciyeee* Kesannya uda kayak umur saya tuaaa bener kalo bilang ini uda perusahaan ke-5.
Saya mulai gabung di perusahaan ke-5 (sebut aja PT X) ini sejak Desember 2012, di-pas-pas-in lah sama waktu ketika saya ngga harus balikin THR kalo resign dari perusahaan lama (sebut aja PT Y). Nah, PT X ini bagi saya tuh sweet escape banget, di kala stuck banget sama PT Y, tempat saya bekerja ampir 5 tahun. Yaaa, 5 tahun gitu lho, kalian bisa lah bayangin kenapa saya stuck. Hehehe... ^^
But, let's get back to PT X.
PT X mungkin perusahaan ke-5 bagi saya, tapi di sisi lain, PT X menjadi pengalaman pertama saya untuk kerja di start-up and family company dengan posisi generalist yang "palubisa" (apapun juga lu bisa ^^). Pengalaman yang sering kali membuat saya melongo terkaget-kaget dan kadang-kadang bikin ketawa-tawa sendiri saking bingungnya. Hehehe...
Berikut beberapa pengalaman yang masih teringat, saking memorable-nya.
As a start up company, jumlah Karyawan PT X tuh ngga terlalu banyak, kurang lebih cuma 1,5% dari jumlah Karyawan PT Y lah. Jumlah yang ngga terlalu banyak itu juga datang dari referral karyawan / petinggi PT X, misal si A kerja / kenal sama pemilik terus bawa si B, dst. Untung sebagian besar itu good quality employee yang pengalaman kerja-nya terpakai di PT X. Tapi untuk mencegah masalah di kemudian hari, pas saya datang, mulailah alur dibangun dimana setiap calon Karyawan walau dia kenalan siapa tetap harus menjalani proses dan 'nerimo' kalau ditolak. Hehehe... Walaupun ngga setiap saat juga sih sesuai alur, karena tetap aja ada yang datang langsung dibuatin Perjanjian Kerja. Biasa, special request dari big boss yang undeniable ^^
Nah, campur tangan big boss nunjukin banget kalau PT X itu perusahaan keluarga. Ini yang membuat saya melongo dan ketawa-ketiwi sendiri sambil geleng-geleng kepala. Hahahaha... ^^ Singkat cerita, big boss PT X itu orang yang royal banget-nget-nget (that's why God loves him more). Semua bagi big boss tuh cincai n kecil, karena dia selalu lihat gambaran besar ~ a description of real entrepreneur. Big boss juga ngga suka yang ribet-ribet macam prosedur, apa-apa mau langsung n cepat. Sisi positif-nya adalah kegiatan kerja menjadi lebih cepat, tetapi sisi negatifnya adalah banyak pihak yang suka bypass langsung ke beliau. Jadi kalau di perusahaan lain makin ke bawah kontrolnya makin longgar, di PT X makin ke bawah makin ketat. Misalnya nih, saya dan finance (posisi pengambil keputusan terendah) ngga menyetujui sesuatu karena tidak sesuai dengan kebijakan dan prosedur, pihak tersebut bisa aja langsung bertanya ke big boss dan jika big boss menyetujui, maka yaa perkataan-nya yang berlaku. Yang seperti ini nih yang membuat saya berpikir what's the meaning of my existence here *lebay* So, di PT X, saya dan bagian finance itu devil yang tak bergigi, ahahahaha...
Tapi di samping itu semua, kerja di perusahaan keluarga yang masih berkembang itu menyenangkan. Stress free. Ngga ada tuh (atau belum ada) yang nyenggol sana, nyenggol sini, jilat sana, jilat sini. Masing-masing masih fokus sama pekerjaan dan membuat perusahaan ini berkembang. Politik kantor-nya masih rendah banget. Cocok lah sama saya yang uda sick of office politics. Walaupun sebenarnya pas awal gabung, saya lebih memilih untuk menjaga jarak dengan rekan-rekan PT X karena masih anti dengan yang berbau politik. Trus, disini saya juga senang karena management style-nya terbuka, dimana kita bebas mengungkapkan pendapat, memberikan saran dan berbagi pengalaman. Mungkin pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" terbukti di PT X. Sikap terbuka dan kekeluargaan big boss menular ke seluruh manajemen dan karyawan. Kekeluargaan-nya terasa banget. Mungkin itu sebabnya kami merasa kehilangan sekali ketika big boss dipanggil oleh Tuhan ~ the Real Boss.
togetherness in appreciating small event |
Overall, di PT X, saya belajar banyak banget. Dalam hal kerjaan, seperti yang saya bilang di atas, saya "palubisa". Jadi disini saya sedikit banyak belajar tentang termination; disciplinary action; memilih-milih provider asuransi kesehatan; mengurus BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, WLTK tahunan; menyusun peraturan perusahaan, kebijakan dan prosedur; menyusun RKAP, feasibility study. Terus untuk non-teknis, saya belajar untuk lebih diplomatis ketika berbicara dan menghadapi pihak internal maupun eksternal (biasa 'kan saya cablak); lebih rapih dalam administrasi dokumen (biasanya berantakan n biasanya ada yang bantu urus); lebih disiplin karena saya diminta jadi role model (paling sulit nih, soalnya saya kecenderungannya break the rule); dan lebih tegas (masih ada kaitan dengan role model).
Yak itu semua cerita tentang PT X. Cerita ini saya dedikasikan untuk PT X dan rekan-rekan di dalamnya *ciyeee*, soalnya hari ini my last day here *pamer*. Keputusan yang sulit untuk saya ambil, walaupun saya memang uda ada keinginan move sejak tahu PT X mau pindah kantor ke lokasi yang menurut saya najubilah jauhnya dan asing (bisa dihitung jari deh berapa kali saya nyentuhin kaki ke lokasi baru tersebut). Tapi keputusan ini mulai menjadi sulit karena emotional attachment saya dengan PT X yang terbentuk akhir-akhir ini. What can I say when He decided now is the time? Yup, saking bimbang-nya antara pindah dan tidak, saya sampai membawa semuanya ke dalam doa.
I don't know what path I will face and where it leads. However the decision has been made. It's my pleasure to meet all of you in PT X and hopefully our path will cross again in the future.
~we had joy, we had fun~ |