Senin, 30 September 2013

Gili Air, Lombok

23 January 2013

Jam 7.30 AM kami bertujuh siap - siap berangkat ke Bandara Soekarno Hatta. Keadaan cuaca tidak terlalu bagus, jadi kami sengaja berangkat pagi - pagi, karena Jakarta baru terkena banjir besar di awal tahun dan saya takut jalan ke bandara juga terhambat. Selain perjalanan yang terhambat karena banjir dimana - mana, saya juga kuatir dengan keadaan laut. Untuk mengetahui keadaan laut, saya berulang kali memastikan ke teman saya yang bekerja di laut. Walaupun beda laut, tapi kan masih sama - sama laut ^^

Untung Tuhan memberkati perjalanan kami. Jalanan menuju bandara lancaaar, penerbangan juga on time tanpa ada gangguan cuaca. Thanks, Lord, we safely landed in Lombok International Airport.
menjejakkan kaki di Bandara Lombok yang baru
Sesampai di Lombok International Airport, kami langsung dijemput oleh mobil sewaan kami. Mobilnya van, karena jumlah kami yang lumayan banyak. Perjalanan menuju pelabuhan tempat penyeberangan kapal ke Gili Air memakan waktu kurang lebih 1 jam. Cukup jauh memang. Saking bosannya, kami sempat mampir untuk membeli rambutan. 

Begitu sampai di pelabuhan, kakak pertama saya mulai melakukan tawar menawar kapal, sedangkan kami sibuk mengurus koper kami masing - masing. Beratnya membawa koper di jalanan berpasir dan berbatu... Setelah penawaran selesai dilakukan, capcuuuuuuuus deh
kapal menuju Gili... ada beberapa penduduk lokal yang menumpang
Kapal tidak hanya diisi kami, tapi juga penduduk lokal yang menumpang kapal kami untuk menyeberang. Perjalanan menyeberang berlangsung tidak terlalu lama, dan cuaca cukup berangin. Sesampainya di Gili Air, kami kembali melakukan tawar menawar delman, karena penginapan yang letaknya masih jauh dan koper yang kami bawa tidak memungkinkan kami (terutama orangtua) untuk berjalan kaki. Akhirnya berhasil dapat satu delman yang ditumpangi koper kami, mama, papa, tante dan saya. Yang jalan kaki cukup kedua kakak saya dan pacarnya ^^ Sampai deh di hotel... Hotel ini milik teman kakak ku yang pertama. Jadi temannya ini diver profesional. Sewaktu kami ke Gili, temannya ini sedang ikut kompetisi di tempat lain, jadi kami dilayani oleh om nya.


penginapan kami tampak luar
saya dan mama dapat kamar desain untuk honeymoon
Selesai beberes, kami langsung capcus untuk cari tempat lunch. Tempat makan dekat penginapan menjadi pilihan kami. Pilihan makanan jatuh ke steak yang terkenal enak. Ehm... tapi ngelihat harga makanannya, ya ampuuuun, mahalnya. Tapi langsung kuusir pikiran budget traveler ku, hahaha, karena kali ini liburannya bareng orangtua, jadi pikiran tersebut dialihkan menjadi kalau orangtua senang, saya senang..


makan siang pertama...
Selesai makan, kami leyeh - leyeh di restoran tersebut, karena tempatnya memang enak untuk bersantai. Bahkan saya sempat tertidur. Hehehehe... Yang lain sibuk bermain gadget, foto - foto dan membaca. Setelah puas dan agak masuk angin sedikit, kami kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur dan bersih - bersih. OOOOiyaaaa, lupa ngomong, kamar mandi di penginapan ini open space cuy... Pertama - tama, sempat takut juga mandi di luar, takut ada yang ngintip... tapi setelah dirasa aman, ya sud, tetaaaap mandi ^^ Airnya licin, mungkin karena masih air laut kali ya...

Agak sorean, kami keluar untuk menikmati laut dan foto - foto, sebelum memutuskan untuk makan malam. Makan malam pilihan kami hari ini adalah pizza.. Nyaaaaaam... enak lhooo, beneran italian pizza. Untuk sampai ke tempat makan ini, kami perlu berjalan kaki cukuuuuuuuuuuuuuup jauh. Hahahah... mulai deh orangtua kami ngoceh - ngoceh ^^


Italian Pizza Restaurant
our menu
Yang saya sadari unik di sini adalah semua restoran berbentuk saung - saung dengan bantal - bantal dan berlokasi di pinggiran pantai. Jadi benar - benar nyaman untuk bersantai dan menghabiskan hari. Tapi yang saya sesalkan adalah bantal - bantal itu sometime smells not so good. Perlu sekali dicuci, para pemilik restoran.

Selesai makan, kami masih tetap leyeh - leyeh sebentar, menikmati laut di malam hari. Foto - foto, lihatin pasangan yang lagi hanimun *ngiri.com* Oiaaaa, saya juga tidak pernah melihat cowok single di pulau ini... zzzzz... trus, saya juga sadar kalau kami sekeluarga satu - satunya wisatawan domestik di pulau ini. Hahahahaa... yang lain semua expat... 

24 January 2013

Begitu bangun pagi ini, kami langsung ke ruang utama untuk makan pagi. Makan pagi disediakan oleh penginapan. Pilihan terbatas antara roti panggang (bisa panggang sendiri sepuasnya), pancake, wafel, telur (bisa minta digoreng, omelet, rebus, dsb). Pokoke selera bule gitu deh sarapannya. Disini kami bertemu dengan satu keluarga expat, yang anaknya cute abisssss... demen deh gendong n godain dia.

Selesai sarapan, kami kembali ke kamar untuk bersiap - siap. Acara pagi hari ini berenaaaaaang n snorkeling sampai puas. Untuk kegiatan ini saya membeli alat snorkel sendiri, karena takut terkena penyakit kalau pakai alat snorkel pinjaman. Jujur sajaaa, ngeri, saya ngeri, karena saya pernah gagal snorkeling sewaktu pergi ke Pangandaran. Saya tipikal yang ngga percaya bahwa di air laut saya bisa ngambang. Hehehehe... Akibatnya, pada percobaan pertama, kaki saya lecet - lecet semua... 
kaki lecet karena takut sama air laut
Tapi setelah beberapa kali dan diiringi dengan gengsi untuk menunjukkan kalau saya berani ke papa saya yang juga takut, saya beranikan diri... dan ternyataaaa beneran ngambang. Senaaaaaang sekali... karena bawah laut di Gili Air ini indaaaaaaaaah sekali. Ikannya macam - macam. Bisa saya cuma ngambang dan diam di satu tempat mengagumi apa yang saya lihat dibawahnya. Snorkeling dan berenang ini selesai setelah saya kelelahan dan merasa dingin. Akhirnyaaa, saya naik ke pantai dan dengan berbekal handuk untuk menutupi badan, saya kembali ke penginapan. Sesampai di penginapan, baru deh mandi...
kecantikan dan keindahan pantai di Gili Air
Kalau tidak salah ingat, kami makan siang di tempat yang sama seperti kemarin, dengan menu yang sama juga sepertinya. Hehehehe... Karena siang hari, malas jauh - jauh cari makan. Selesai makan, kami kembali ke penginapan untuk istirahat karena kelelahan akibat berenang dan snorkeling. Trus bangun tidur siang, kami yang anak - anak muda siap untuk berenang dan snorkeling lagi. Hehehehe... bener - bener waktu dimanfaatkan untuk menikmati keindahan yang diberikan Tuhan di pulau ini.

Selesai snorkeling, baru deh mandi sore dan siap - siap mencari makan. Kali ini kami juga tidak mencari makan yang telalu jauh dari penginapan. Kami juga menghabiskan banyak waktu di restoran untuk santai - santai. Free WiFi cuy... sinyal di Gili Air juga sulit, makanya kami sangat menikmati fasilitas ini.
Dinner Time...
25 January 2013

Acara kami hari ini adalah diving. Yang pergi dan berani diving hanya saya dan kedua kakak saya. Hehehehe... Pacar kakak saya tidak berani dan memutuskan untuk bermain di pantai bersama dengan orang tua. Karena kami belum certify di diving, kami harus belajar dulu. Kami belajar di Manta Diving, selain kami bertiga, ada satu anak cewe bule yang ikut belajar. Jadi selidik punya selidik, anak ini lagi pergi sama orangtuanya, dan orangtuanya lagi punya acara sendiri, sehingga dia dititipkan untuk belajar diving saja. Pembelajaran diving ini dibagi menjadi dua bagian, pertama menonton video dan kedua praktek langsung di kolam renang. Ketar ketir, dag dig dug duer daya banget deh... secara saya hanya bisa berenang, tapi tidak terlalu ahli. Trus baru kemarin saya berani main jauh - jauh di laut... Masa hari ini saya harus berada di dalam air dengan kedalaman yang lumayan dan menggendong tabung oksigen? Jipeeeeeeeer... Tapi again and again, harga diri bicara, mungkin ini juga efek hidup diantara dua kakak cowok, jadi saya dituntut untuk selalu berani...
Manta Dive, tempat latihan diving
belajar langsung di kolam renang
Setelah selesai latihan, kami memiliki waktu istirahat sebelum akhirnya masuk menyelam di laut. Kami gunakan waktu untuk makan dan istirahat sejenak. Hahahaha... makin stres, karena benar - benar takut dengan apa yang terjadi di laut. Pelajaran praktek menurut saya sulit untuk dipahami dalam waktu singkat, terlebih jika dalam beberapa jam harus dipraktekkan langsung di laut. Zzz.... alhasil dengan perasaan berat, saya berangkat juga menuju lautan lepas.
capcusss ke dalam laut
Waaaaaaaaaaaaw... that's my impression. It's so beautiful... it's really different experience with snorkeling... honestly said, I'm still terrified... unfortunately we didn't have any pictures as a proof of how amazing the underwater life is.

Kami berada di dalam laut kurang dari 1 jam. Begitu naik ke darat, baru deh terasa cape nya... cape karena harus nenteng tabung oksigen yang beratnya ajubilah bin jalik... Tapi berhubung ini malam terakhir kami di Lombok, kami tetap siap untuk jalan - jalan di darat lagi. Tujuannya mengejar sunset. Sayangnya, matahari ngumpet, cuaca mendung, sehingga mengejar sunset nya tidak berhasil deh...
malam terakhir
26 January 2013
Hari terakhir di Gili Air. Kami bangun agak siang dan langsung siap - siap berangkat. Kami naik pesawat agak sore dan kami berencana untuk belanja dulu di Lombok. Mau beli agar - agar rumput laut. 
Adios Gili Air
Pengeluaran selama di Lombok di luar penginapan dan pesawat kurang lebih RP 5.000.000. Tumbenan catatan pengeluaran kali ini tidak saya simpan. Maaf ya jadi tidak bisa share.

Selasa, 24 September 2013

Persiapan ke Gili Air, Lombok

Holahoooooooo... Lagi ingat untuk update cerita tentang liburan keluarga tahun 2013 ini. Hehehe... 

Seperti biasa, saya suka jalan - jalan dan saya suka mengajak orangtua saya. Tapi karena keuangan terbatas, saya suka juga mengajak kakak - kakak saya untuk pergi bareng, jadi bisa patungan gituuh lho. 

Nah untuk kali ini, di bulan April 2012, kebetulan ada tiket Garuda Airlines yang murah bangett... Ke Lombok karena lagi ada promo penerbangan baru buka ke sana. Begitu lihat info itu, langsung deh koordinasi dengan para pemilik uang buat tanya apa mereka bisa ikutan ato ngga ^^ Diskusi punya diskusi, akhirnya kami setuju kalau berangkatnya awal tahun 2013. Terus dengan kemampuan membujuk, akhirnya bukan saya juga yang keluar duit awal untuk tiket pesawat. Kakak saya yang kedua yang keluar uang duluan. Saya juga berhasil melimpahkan masalah rencana perjalanan ke kakak saya yang pertama dengan alasan dia yang pernah pergi ke Lombok.

Kakak saya menyarankan agar kami transit saja di Lombok dan langsung menuju Gili Air. Bahkan dia juga menyarankan agar kami cukup main di Gili Air saja, tidak perlu ke Gili yang lain, karena Gili Air paling bagus menurut dia. Ya sudaah, kami sekeluarga nurut deh daripada ribut sebelum berangkat. We trust him... Jadi untuk perjalanan ini saya hanya membuatkan rough budget plan...

Awalnya kami hanya ingin melakukan perjalanan dengan 1 keluarga inti saja + pacar kakak ke 2 saya, tetapi tante kami ngambek. lntinya beliau ingin ikut liburan bersama kami

Berikut pengeluaran awal kami: 
- Penginapan Omah Gili Rp 500.000 / kamar
- Tiket Pesawat PP GA Rp 854.800 / orang
- Tiket Pesawat PP LA RP 1.603.000 / orang

Jumat, 20 September 2013

Introducing My Unforgettable Traveling Stories

I really love travelling. I have a dream to go around the world to enjoy the nature and historical place. For now, I'm trying to fulfill it by travelling around Indonesia (my home country) and South East Asia. 

My theme for travelling is always low cost, but memorable experience. Memorable for me can be happy or funny or sad experiences ^^ Below are some of my unforgettable traveling stories ^^

Singapore & Malaysia (2008)
Actually, I was really nervous. Because it was my very first flight experience and I just finished hospitalized due to dengue fever. My mom gave me a pain relieve patch on top of my stomach to prevent me from a fever. She gave me more patches for my trip from Singapore to Malaysia and Malaysia to Indonesia. My friends called me "Grandma" because of that patch I smelled like an old woman ^__^ It's funny and really unforgettable. 
first flight experience
Another unforgettable moment was when I was in Genting Highland, Malaysia. My friends chose to go shopping, but I really wanted to enjoy the First World Theme Park. I have to take my own picture about that moment by myself, because no one accompanied me. I enjoyed every ride by myself. I was really lonely at that time and that's why it's memorable >_< 
took my own pictures... narcissism syndrome ^^
found someone who helped me took spme pics


After that first flight experience, I was not afraid anymore and ready to take another flight anywhere ^^

New Year's Tour Around Java (2009)
To celebrate New Year 2009, I decided to travel around Java with my big bro and his friends. We decided to go off road from Jakarta - Solo - Malang - Solo - Jakarta. It's a real low cost touring, as we stayed in our friends' house around Solo and Malang. We wanted to enjoy Sagara Anakan, Sempu Island, Malang. Everyone said it's The Beach Indonesian Version ^^ So, it's our main purpose for this touring..

Sagara Anakan is unforgettable moment for me as it's hard to arrive there. We needed to hike and because it's rainy season, the road was slippery. On our way there, we met another group, they said about the steep terrain. It made some of our friends gave up. I, as a woman, was afraid, but luckily I have my big bro with me, so I calmed down and continue my journey to see Sagara Anakan. I needed around 2 hours from Sempu Island to arrive in Sagara Anakan.. I was tired, but it was not a problem when I saw beautiful scenery in there. The water is clear, I could see through the water...
Sempu Island... We're still happy as we didn't know what wait us there
Sagara Anakan... Happy after arriving and completed the challenge
Resting our tired body for a while
Balikpapan, Indonesia (2009)
This was a business trip, but my principle is whenever I go and whatever the purpose, I should always find a time to enjoy the trip *symbiosis mutual-ism* ^^

In this company, I traveled a lot, so I wasn't nervous anymore when I needed to flight. Even now, I really enjoy it. Balikpapan was my first business trip. It is located in Kalimantan, Indonesia. 

In Balikpapan, I was sick because (might be) I ate late and the food I ate was not fresh. That's what I remembered the most ^^ It was Sunday and I had a promise to meet my friend, she was willing to take me around Balikpapan. We went around to the famous beach, Melawai; ate in Ocean Restaurant; and shopped in a market named Kebon Sayur.
Melawai Beach
Ocean Restaurant
Satui, Indonesia (2009)
Satui is located in Banjarmasin, Kalimantan, Indonesia. I worked there for 7 weeks. It's my first site experience. I remembered it the most as I was scared to go to remote area alone, but in the end I've got new friends (even some is my best friends) and new experience I never forget.

Through this, I knew what mining looks like. I've seen the location, the equipment, the people by myself. I was impressed because the location has beautiful scenery, the equipment is BIG, and the people is nice and gentle. I even learned how to drive heavy equipment, even it's just through a simulator...
me with heavy equipment on mine site
me learned how to drive heavy equipment through simulator
I also met a lot of new friends and celebrated moments such as Indonesian Independence Day here. On site location, we work everyday from Monday to Sunday for 7 weeks. That's why we really enjoy holiday. When I was there, luckily, I got 2 days off as there's Governor Election Day and Indonesian Independence Day. 
enjoying Satui site surrounding
Independence Day Race: How to Put Chopstick in a Bottle
Independence Day Race: Bakiak Couple
Thank you Satui Team for every learning and smiling I've got there ^__^

Sangatta & Soroako, Indonesia (2012)
My last business trip with TCI. I went to Sangatta and Soroako to deliver training material. Sangatta is located in Kalimantan and Soroako is located in Sulawesi. As usual, I always enjoyed my business trip because I could always see beautiful scenery for free ^^

Sangatta is the biggest mine location for my company. To go there, I need to take a small aircraft. It was my first experience, that's why I was so excited and nervous at the same time. The passengers needs to be weighed, because the aircraft capacity is not too large. The passengers also needs to use earplug, because of the noise.
a small aircraft
After Sangatta, I followed a training in Balikpapan and then continued to Soroako. To go there I need to take 10 hours bus trip from Makassar. I wouldn't forget that ^^ The bus was quite comfortable and we could adjust the seat. It's almost the same with bus from Singapore to Genting.
bus interior
If I said before that Sangatta is the biggest mine project, then Soroako is the smallest construction project. It is famous for beautiful lake where we can swim and even snorkel. It is also famous for the seafood and pasta night. I even asked the chef to cook us crabs and organize a pasta night only for us ^^
a lake behind our mess
Pasta night and crabs with chef
Gili Air - Lombok, Indonesia (2013)
Gili is one of the best destination islands in Indonesia. There are Gili Air, Gili Trawangan and Gili Manuk. Many tourists usually go to Gili Trawangan and Gili Air is a location for lovers ^__^ The islands are best for diving, snorkeling and surfing.
Gili Air beautiful scenery
My family decided that Gili Air is our destination for this year vacation. I booked the tickets in 2012, because there's good offer from Garuda Airlines. I asked my big bro to arrange the schedule as he's the one who has been there. One of our plan is diving and that was the unforgettable moment.

Diving was my first (and might be my last) experience ^__^ I can swim, but I couldn't do it well enough. Before I took my diving lessons, I learned to get close with the sea by snorkeling around the island. Wow!! No wonder if tourists like to come here, Gili Air has a beautiful underwater scenery. I spent hours in the water. 

On our last two days, my brothers and I decided to take diving lesson. My big brother has already known our coach, because he has been coached by him last year. Our coach is an Australian man. He was nice and patient. In the other hand, I wasn't a good student, as I was afraid being in the deep water and bringing a heavy equipment. We learned for 2 hours by watching a video and directly practicing in a swimming pool.
diving lesson
After lunch, we dived in. 
ready to dive
Phuket & Bangkok, Thailand (2013)
This was a journey between my two best friends (Ria & Ryan) and I. It happened when Ryan said she wanted to go with me as I was always succeed in arranging a low cost trip. We planned to go to Phuket, Bangkok and Ayutthaya. Below was the pictures of our one week trip.
Phuket
Bangkok
Ayutthaya
From this trip, I really couldn't forget about a time when Ria & I couldn't find Ryan in agreed time and place, and at the same time we needed to go to airport as soon as possible for our flight back to Jakarta, Indonesia. 

In our last day at Bangkok, we had some hours of free time. Ryan had her own business in Indonesian Embassy. We agreed to meet up at MBK's food court at 3 PM. It's actually a miss-communication. Ryan couldn't reach our mobile phone, while we also couldn't reach hers. We were panicked, we're afraid that there's something bad happened to her. It's Bangkok and we remembered Hang Over movie. We gave time limit. If Ryan didn't come until 4 PM, we'd come back to hotel and decide what happen after that. She still didn't come.

When our way to hotel, there's a traffic jam. Beside worrying about Ryan, we were also afraid we'd miss the flight... Luckily, when we arrived we found Ryan in hotel and we're in a bad mood to talk about our miss-communication. So, we spent our time in silent as we went to airport. 

The stressed situation was not over. At the airport, we're hungry and guess what, we only had no more than hundreds baht. We collected all our remaining baht, then calculated what food and beverage we could buy. Yeah yeah, we spent much of our money for shopping ^^

Overall, I enjoyed this trip. 

Bandung, Indonesia (2013)
Bandung is located 3 hours from my home town, Jakarta. It's a weekend trip with my best friend, Nani. We planned to go there during Fasting Month, because we hoped Bandung was not full of tourists. We made arrangement about where to stay, where to go and what to eat. What I couldn't forget was what we ate in Bandung.

First, HDL Seafood Restaurant. It's a good restaurant, except for the service. The food was great. The taste, the portion and the price were suitable for us and others (as the restaurant was full of people). Unfortunately, it took quite a long time for them to serve our order. Nani and I waited more than 1 hour, and we only ordered crabs. We wasted time, but at the same time, we were also curious about it. That's why we didn't leave the restaurant ^^
Crabs made in HDL Restaurant
Second, Addict Tea. I was really curious about this tea shop. It's located near the seafood restaurant. We went there the day after we go to restaurant with public transportation and continued with our feet. I found this tea shop through some website. It stated the address. However, I didn't know why, we couldn't find it. We asked the local people, they knew about it and they said that we're in the right street. Our curiosity was increased. We walked from end to end of the street, but still we couldn't find. Finally, after 1 hour walking and it's in the middle of the night, we gave up and decided to go home with taxi >_<

Until now, we're still laughing at it and (of course) wondering where Addict Tea is.
The Most Wanted Tea - Addict Tea
That's all my unforgettable travelling stories. Many more experiences I had in the past that I couldn't explain one by one and many more experiences I will make if God let me. Hopefully, I could win this competition so I have a chance to enjoy South Korea with Korean Air ^^

Senin, 16 September 2013

Sudden Lost

15 July 2013

Pagi - pagi di kantor, saya menerima sms dari teman lama di IBM. Isinya singkat, padat dan menohok langsung ke hati. Kurang lebih seperti ini: "Ter, Evans hilang dari kemarin dan sampai sekarang belum ditemukan." Setelah menerima sms itu, saya langsung mengaktifkan WA untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai sms itu.

Before that, let me tell you about who Evans is.

Evans Tanurdin adalah orang yang saya recruit ketika saya bekerja di IBM Indonesia. Saat itu Evans sedang bekerja di Epsons dan salah satu user di IBM membutuhkan sub ordinate yang bukan lulusan UI ataupun ITB. Melihat hasil tes dan pengalaman kerja, Evans adalah salah satu kandidat terkuat. Alhasil, Evans direkrut. Selama kami bekerja di IBM, jujur saya dan Evans jarang bertemu karena beda lantai dan beda bagian. Evans juga banyak sekali bekerja di luar melayani klien kami. Tetapi, kami mulai berteman baik setelah saya memutuskan untuk keluar dari IBM. Sejak saat itu, kami beberapa kali janjian di luar jam kantor untuk menikmati hobi kami, yaitu nonton bioskop. Dari situ, saya mengenal Evans sebagai pribadi yang baik, cenderung lurus dan seperti layaknya orang IT, dia berada di dunianya sendiri. Evans adalah anak pertama dari dua bersaudara dan sudah tidak memiliki ayah. Saya juga tahu bahwa dia dekat sekali dengan ibu nya dan bersedia menemani ibu nya kemana saja, walaupun sering mengeluh. Pertemanan kami mulai meluas ditambah dengan dua rekan kami di IBM, Nanien & Indri, yang sama - sama berstatus ex-IBM. Kami sering menghabiskan waktu berempat untuk bercerita mengenai pekerjaan dan juga hobi kami yang lain, yaitu travelling. Kami suka jalan - jalan, walau kami tidak pernah jalan - jalan bersama. Jadi, ketika bertemu, banyak sekali cerita yang dibagikan melalui petualangan kami. Evans suka sekali dengan alam, terutama bawah laut. Oleh karena itu, dia mengambil sertifikasi menyelam dan sering melakukan kegiatan menyelam.

Back to the news.

Saya mengetahui lebih lanjut bahwa Evans menghilang dalam kejadian tenggelamnya Kapal KM Putri Krakatoa sejak hari Sabtu, 13 July 2013. Dia menghilang saat mengikuti diving trip bersama rekan - rekan dari Planet Diving. Setelah itu, hari demi hari saya habiskan dengan kecemasan dan kekuatiran tingkat tinggi. Saya tidak dapat tidur nyenyak dan banyak memikirkan Evans ketika saya tersadar. Saya bekerja dalam keadaan blur dan cuma memperhatikan berita di internet. Kami masih memiliki keyakinan besar bahwa Evans ditemukan, tetapi keyakinan itu semakin terpupus seiring dengan berjalannya waktu. Tim SAR dari pemerintah telah diturunkan, demikian juga dengan Tim SAR dari perusahaan tempat Evans bekerja. Teman - teman sesama divers membantu tim untuk mencari Evans. Kami saling menguatkan dalam doa dan saya secara pribadi melakukan intensi melalui Doa Novena Hati Kudus Yesus. Seiring dengan berjalannya waktu, kami hanya berharap kami dapat menemukan Evans in whatever condition. Akhirnya, di hari Jumat siang, saya mendapatkan kabar bahwa TIM SAR menemukan ada tubuh terapung di perairan dekat pantai. Kami berdoa kembali agar tubuh tersebut tidak kembali menghilang terbawa arus. Tidak lama kemudian saya mendapatkan kabar kembali bahwa tubuh itu adalah Evans. Mendengar kabar itu, tidak terasa air mata langsung mengalir (untuk kantor dalam keadaan sepi) dan meski saya masih tidak dapat menerima kenyataan bahwa Evans telah tidak ada, saya bersyukur karena Tuhan masih menjawab doa saya. 

Nanien mengajak saya untuk langsung menuju rumah duka yang letaknya tidak jauh dari rumah kami, yaitu di St Carolus. Kami berangkat setelah mendengar kabar bahwa jenazah Evans sudah tiba. Aku dan Nanien tidak banyak berkata, mungkin karena air mata kami pun sudah kering. Di rumah duka, untuk pertama kali saya bertemu dengan ibu, nenek dan adiknya Evans. Tidak tega... Karena begitu banyak mimpi yang Evans ceritakan kepada saya dan Nanien mengenai keinginan untuk membahagiakan ibu nya.

Evans, a man with warm heart... a man with big love and care for nature... Good bye... 

Bangkok - Orthokor Fruit Market + MBK


Last Day, 23 April 2013. Rencana kami hari ini adalah mengunjungi Orthokor Fruit Market. Oleh karena Ryan ada rencana untuk mengunjungi Indonesian Embassy sebentar, saya dan Ria memutuskan untuk ke MBK. 

Kami bangun agak siang hari ini dan langsung check out. Sebelum berangkat, kami menitipkan koper kami di hotel. Kami juga memutuskan untuk tidak sarapan dan sarapan langsung di Orthokor

Sayangnya, taxi yang kami naiki pagi ini agak menyebalkan. Sopir taxi mengajak kami keliling dari tol ke tol. Sebodoh - bodohnya saya, saya tahu Orthokor letaknya dekat dengan Chatucak Weekend Market. Tapi sopir ini mengajak kami muter - muter dan pada akhirnya dia tidak tahu dimana letak Orthokor. Menyebaaaaalkan!! 

Akibatnya waktu kami terbuang di jalan. Sesampai di Orthokor, kami langsung membeli sarapan sesuai selera kami masing - masing. Ditutup dengan duren dan ketan mangga sebagai makanan penutup. Enaaaaaaaaak dan kenyang... 

Setelah selesai, kami langsung belanja oleh - oleh. Saya membeli titipan rumah, duren, delima dan bubuk cabai. Ryan dan Ria membeli manisan buah dan bubuk cabai.Setelah dari Orthokor, saya sudah kehabisan seluruh uang saya. Bahkan saya pinjam beberapa ratus baht dari Ria. Hahahahaa...

Kemudian kami berangkat ke MBK dan janjian dengan Ryan untuk bertemu di MBK. Disinilah kekacauan mulai terjadiiii.... Di antara kami bertiga, hanya Ryan yang membeli SIM Card baru. Sesudah Ryan menyelesaikan urusan di KBRI, Ryan menghubungi kami, tapi tidak terhubung. Kami pun mulai cemas, waktu untuk ke bandara sudah dekat, tapi tidak ada kabar. Kami lebih kuatir jika terjadi sesuatu dengan Ryan. Akhirnya, tunggu punya tunggu, baru terhubung dan Ryan sudah kembali ke hotel. Aku dan Ria pun langsung menyusul ke hotel. Jalanan mulai padat, karena menjelang jam pulang kerja... Alhasil, keburu juga waktu untuk ke bandara. Sesampainya di Bandara, kami segera check in dan mencari makan malam dengan sisa - sisa Baht kami. 

Kami terbang dengan penerbangan malam sekali, oleh karena orangtua dan kakak takut terjadi apa - apa dengan saya, akhirnya mereka memutuskan untuk menjemput saya di Terminal 3 Bandara SoeTa.

Pengeluaran hari ini:
- Taxi + Toll dari hotel ke Orthokor Fruit Market 265 Baht
- Breakfast - Orthokor 425 Baht
- Minum - MBK 33 Baht
- Taxi + Toll dari hotel ke Bandara 145 Baht

Bangkok - Ayutthaya + Asiatique

22 April 2013

Setelah semalam tidur cukup puas karena lelah, pagi ini kami siap berkelana ke kota yang ditinggalkan, Ayutthaya. 

Sebelum berangkat, kami sarapan dulu di seberang hotel. Sarapan yang menyenangkan menurut kami, karena kami berhasil makan segala macam makanan, minum jus, tetapi hanya menghabiskan sedikit uang. 


Stasiun Hua Lam Phong

Ticket Bangkok - Ayutthaya
Untuk menuju Ayutthaya, kami dapat menggunakan taxi, bis atau kereta. Kami pilih untuk menggunakan kereta, sekalian merasakan bagaimana sih naik kereta di Thailand. Untuk naik kereta, kami pergi ke stasiun Hua Lam Phong dengan menggunakan taxi. Sesampainya di Hua Lam Phong, kami sedikit bingung dengan tiket yang harus dibeli, karena information centre disana memaksa kami untuk membeli tiket kereta dengan harga yang jauh lebih mahal, tapi kualitas lebih baik. Mereka juga mengatakan bahwa tiket kereta yang hendak kami beli itu keretanya tidak bagus, bisa - bisa kami tidak kebagian tempat duduk. Awalnya kami sempat ragu, tapi dengan penuh tekad, kami pilih tiket kereta yang lebih ekonomis. Hehehehehe... Jika memang tidak memuaskan, baru pulang kami naik kereta yang lebih mahal.

Stasiun Hua Lam Phong mirip dengan Stasiun Kota di Jakarta. Besar, megah dan bersih. Bangunannya adalah bangunan tua dengan arsitektur yang indah. Secara keseluruhan, saya terpesona dengan stasiun ini.
Tampak Dalam Kereta

Peron Stasiun
Kami puaskan diri untuk mengamati, mengambil foto stasiun ini. Karena kereta kami berangkat masih agak lama, kami memutuskan untuk duduk di coffee shop. Kami juga bahkan bersiap - siap membeli koran, karena katanya kemungkinan kami tidak dapat tempat duduk ^^

Menjelang waktu keberangkatan, kami menuju peron kereta. Bersiiiiih sekali. Kereta juga datang dan berangkat tidak lama kemudian. Memang agak telat, tapi tidak terlalu parah. Begitu kereta datang, kami berebut naik, takut tidak mendapatkan tempat duduk. Tapi pada kenyataannya semua orang mendapatkan tempat duduk koq. Bagian dalam kereta jauh lebih bagus daripada kereta ekonomi Jakarta - Bogor. Mungkin kereta ini versi kereta ekonomi ac tanpa ac kali ya. Saya puaaaaaaaaas sekali. 

Perjalanan ke Ayutthaya berlangsung kurang lebih 3 jam. Pertama naik, saya sibuk mengamati penumpang lain. Tapi tidak lama kemudian, tentunya saya tertidur seperti biasa. Angin berhembus dan membuat saya sangat ngantuk. Setelah tidur suam suam kuku, saya kembali bangun dan mengamati. Dari sini saya amati bahwa biksu sangat dihormati. Jika penumpang asli Thailand melihat biksu naik, maka mereka secara otomatis akan memberikan biksu itu tempat duduk. Jadi tempat duduk di kereta bukan hanya ditujukan untuk ibu hamil, anak kecil dan orangtua, tetapi juga untuk pemuka agama.

Sesampainya di Ayutthaya, kami sibuk menawar tuk tuk berbekal informasi yang kami dapatkan di internet, akhirnya kami bernegosiasi dan malah mendapatkan taxi. Kemungkinan besar karena sopir tuk tuk tersebut malas membawa tuk tuk di saat matahari sangat terik sekali. Berdasarkan pembicaraan, kami mengunjungi kurang lebih 5 wat dengan hanya 3 wat yang bayar, kami juga mengunjungi floating market.

Ayutthaya adalah kota yang ditinggalkan, sehingga wat - wat disini terlihat hancur dan tidak terawat dibandingkan wat - wat di Bangkok. Akan tetapi hal itu yang menambah keindahan Ayutthaya. Masih terlihat renovasi di sekitar wat - wat. 

Sebenarnya saya agak tidak hapal dengan nama wat - wat yang kami kunjungi karena sangat banyak. Yang saya ingat adalah ada dua wat dengan patung Sleeping Buddha sepertinya yang ditemui di Wat Pho. Tapi Sleeping Buddha di Ayutthaya terbuat dari batu dan berada di luar ruangan. Bahkan ditutupi dengan kain berwarna kuning. Mungkin supaya tidak kepanasan *lol* 

Selain Sleeping Buddha, yang saya ingat adalah patung kepala Buddha yang berada di dalam pohon. Ketika saya membaca sejarahnya, ternyata pada saat terjadi perang, patung Buddha ini entah kenapa terbelah dengan bagian kepala yang masuk ke dalam pohon, sedangkan bagian tubuh lain tidak ditemukan. Untuk foto dekat patung kepala Buddha ini, pengunjung harus berada dalam posisi yang lebih rendah dibandingkan posisi kepala Buddha. Sebagai bentuk penghormatan mungkin ya. 

Lalu, kami juga menyempatkan diri mengunjungi floating market di Ayutthaya. Honestly, bagus yang di Pattaya. Tapi bisa jadi aku datang ke sini saat siang hari di panas yang terik sekali, sehingga sudah tidak ada perahu yang floating. Hehehehe... Tapi benar deh, disini lebih tidak terawat dan tidak terlalu banyak dikunjungi wisatawan. Barang - barang yang dijual lucu - lucu dan tidak kami lihat di tempat lain. Selain floating market, juga ada tempat dimana kita bisa keliling dengan menggunakan gajah. Kami tidak berani, karena baunya tidak enak, terus agak menyeramkan juga berada di posisi tinggi sekali.

Setelah puas mengelilingi Ayutthaya dipandu dengan dirver kami yang baik, kami memutuskan untuk kembali ke Bangkok. Kami tiba di Stasiun Ayutthaya tepat waktu dan kereta akan berangkat sebentar lagi. Pengalaman ke Ayutthaya tidak akan terlupakan...


Kami tiba kembali di Bangkok sekitar jam 6PM. Kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Asiatique, mall baru di Bangkok. Mall ini berada di pinggir sungai dan diapit oleh hotel - hotel besar di Bangkok. Mall ini memiliki konsep terbuka yang sebagian besar berisi restoran dan pertunjukkan, diselingi dengan toko - toko yang menjual pakaian atau aksesoris unik. Konsep mall yang bagus menurut saya. 

Untuk sampai ke mall ini, kami menggunakan MRT langsung dari Stasiun Hua Lam Phong dan dilanjutkan dengan BTS, untuk kemudian dilanjutkan kembali dengan kapal penyeberangan yang disediakan oleh Asiatique. Kami menikmati perjalanan ke mall ini karena baru pertama kali kami naik MRT & BTS selama di Thailand, dan juga karena kami dapat menikmati keindahan Bangkok di malam hari langsung dari sungai Chao Phraya. Kejadian lucu terjadi saat kami tidak memiliki uang yang dapat digunakan membeli tiket MRT & BTS. Maklum baru pertama kali... agak gugup sehingga tidak sadar kalau kami dapat menukar uang di loket terdekat. Hehehehe...

Sesampai di Asiatique, kami cuma foto sebentar, mengabadikan momen bahwa kami pernah lhooo berada disini. Walaupun penampilan kami sudah dekil n the kumel. Hehehehe... Lalu dilanjutkan dengan mencari tempat makan yang sesuai selera dan kantong kami. Ketemulah restoran yang lumayan ramai dan untungnya rasa mendukung, walau porsi tidak. Setelah makan kami berkeliling. Ryan sangat ingin menonton pertunjukkan Siam Niramit, namun sayangnya kami sudah kelewatan pertunjukkan dan jadwal selanjutnya sudah sangat malam. Sehingga dengan berat hati, kami tidak menonton. Acara diganti dengan shopping kembali. Ria dan Ryan berbelanja, saya cuma menemani. Sedih sekaliiiiiii kenapa saya tidak membawa uang lebih banyak daripada teman - teman saya. Dan diantara mereka, hanya saya yang tidak bawa ATM maupun CC. Makin lengkaplah penderitaan tidak dapat belanja walaupun sangat ingin.

Setelah puas keliling dan belanja, kami putuskan untuk pulang langsung dengan Taxi, karena menurut info, tidak terlalu jauh letak hotel kami. Sekali lagi ada kejadian, dimana Ryan meninggalkan sepatu imut untuk ponakannya di mesin atm. Terpaksa kami putar balik dengan menggunakan taxi yang sama. 

Pengeluaran bersama hari ini:
- Breakfast 224 Baht
- Taxi Nasa Vegas Hotel - Stasiun Hua Lam Phong 165 Baht
- Tiket Kereta ke Ayutthaya 45 Baht
- Taxi around Ayutthaya 750 Baht
- Drinks 80 Baht
- Ticket 3 Wat 360 Baht
- Tiket Kereta ke Bangkok 60 Baht
- Tiket MRT 60 Baht
- Tiket BTS 75 Baht
- Dinner - Asiatique 560 Baht
- Drinks - Asiatique 105 Baht
- Taxi + Toll Asiatique - Nasa Vegas Hotel 230 Baht
- Snacks + Sevel 128 Baht